Sabtu, 08 November 2014

Gunung Galunggung Nan Damai

04.00
      Gunung Galunggung terletak di kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat dengan ketinggian 2.167 MDPL. Kawasan sekitarnya terdapat berbagai macam tempat wisata maupun kekayaan alam dengan kesuburan tanahnya.
      Awalnya berangkat menuju terminal Kampung Rambutan agak ragu karena hujan terus menerus dari sore sampai malam. Dengan kenekatan akhirnya berangkat menuju terminal dengan hujan yang terus membasahi jalan. Sesampai terminal sudah ada satu teman yang sudah datang duluan, kirain paling pertama sampai. Satu demi satu teman mulai berdatangan di terminal, ya hampir empat jam menunggu karena cuaca lagi tidak bersahabat. Waktu menunjukan pukul 23.00 WIB lalu kami berlima bergegas naik bus jurusan Tasikmalaya dan untungnya bisa dapat tempat duduk semua, gak lucu kan tengah malem Jakarta-Tasik berdiri. Pada saat ditarikin ongkos lalu tanya "kalau mau ke Galunggung turun mana kang?", tanya Aku ke kondektur bus. Kemudian kondektur jawab, "oh turun aja di Rumah Sakit nanti saya kasih tau" (maklum nekad belum tau jalan dan medan). Mata mulai lelah dan gak sadar lelap selama perjalanan.
      "Galunggung.. Galunggung.. Galunggung", teriak kondekturnya. Secara spontan Kami terbangun langsung mengambil tas bawaan. Namun Aku dan teman sebelahku sibuk mencari sandal yang entah tak tau kemana, saking kelamaan menunggu Kami lalu bus pun jalan kembali. Pas sampai di terminal Indihiang Tasikmalaya sandal Aku ketemu dan turunlah kemudian bus melanjutkan perjalanannya kembali. Turun dari bus lalu Kami berjalan menjauhi sopir-sopir angkot yang menawarkan jasanya, setelah jalan beberapa meter baru tersadar kalau teman kami kurang dua. Lalu kami kembali lagi ketempat kerumunan sopir-sopir angkot tadi, melihat bus yang sudah jalan tau-tau berhenti lagi, melihat kepintu depan yang dibuka ternyata teman Kami turun berdua katanya sandalnya baru ketemu di bawah kursi penumpang lain yang jaraknya 2-3 bangku didepan.
Waktu menunjukan pukul 03.30 WIB sambil iseng-iseng meladeni tawaran jasa angkot yang menawarkan ke Galunggung. Nego-nego sampai 30 menit gak membuahkan hasil, sopir angkot minta 150.000 sampai pos 1 (Gerbang Galunggung), tapi Aku mintanya sampai pos 3 langsung di anak tangga Galunggung kalo 150.000. Kemudian sopir minta tambah 50.000 kalau sampai atas, katanya tanjakannya tinggi banget. Pikirku daripada nunggu angkot yang baru beroperasi jam 06.00 mending deal aja itung-itung menghemat retribusi di pos 1 dan pos 2.
      Jalanlah menuju Galunggung dari Indihiang melewati jalan kecil dengan hamparan sawah-sawah luas yang beratap langit dengan sinar rembulan yang membuat hati damai (edisi lebay). Tak di duga-duga setelah jalanan menanjak angkot tiba-tiba "mbrebet", nanjak dikit langsung mesin mati. Dari situ munculah pikiran yang aneh-aneh karena mesin mati di tengah kebun luas dengan pepohonan tinggi, tidak ada pencahayaan lampu sama sekali dan waktu masih menunjukan pukul 04.15 WIB kebayang kan rasanya gimana berada di daerah yang belum pernah di kunjungi. Tapi tetep positif thinking dan Aku berkata sama temen-temen, "berdoa aja".


Gerbang Galunggung


      Sedikit demi sedikit kendaraan berjalan dengan selingan mesin mati, kalo di hitung 10 kali lebih ada. Setelah melewati pos 1 (Gapura Galunggung) tanjakan mulai lebih terjal dan mesin pun mulai "brebet" dengan aroma kampas kopling. Nah mulai deh baru nanjak 100 meter dari gerbang mesin mati pake jalannya merosot mundur, reflek kan langsung buka pintu. kemudian sopir minta tolong suruh nyari batu buat ganjel ban. Nyari sampai turun jauh dapetnya batu segede helm cakil, angkat keatas demi sampai tujuan. Mesin menyala lanjutlah perjalanan dengan membawa batu buat ganjel ketika mesin mati lagi. Melewati pertigaan ada rambu "Mesin jangan dimatikan, rawan kecelakaan", perasaan tambah gak tenang lagi. Baru beberapa meter dari rambu itu mesin mati lagi, hmmmm ternyata trip ini bener-bener nekad dari awal berangkat yang hujan terus menerus, belum tau jalan dan medannya, di tambah lagi kondisi angkot yang tidak sehat. Namun apa boleh buat sudah di depan mata harus sabar, kalau mau lanjut jalan kaki juga tidak mungkin karena masih gelap tidak ada aktivitas di tengah hutan pula.


Angkot Galunggung


      Tanjakan demi tanjakan mulai terlewati dengan penuh rasa was-was, saat di tanjakan panjang kendaraan pun mati lagi dan gak sadar 620 anak tangga sudah terlihat dari balik bukit. Kami memutuskan berjalan kaki saja karena tinggal 200 meter sampai di anak tangga. Tidak mau rugi di kendaraan langsung aja charge ke sopir karena tidak sampai seperti diperjanjian awal. Negosiasi kembali dimulai dan akhirnya kena 160.000 untuk sewa angkotnya, lumayan lah bisa berkurang.


Anak Tangga Galunggung


620 Anak Tangga


     620 anak tangga sudah di depan mata, langsung Kami naik tanpa menambah energi biar sampai diatas bisa menikmati Sunrise. Baru sampai tengah-tengah udah ngap aja nafas, maklum belum ngisi energi langsung nanjak aja. Sesampai di atas sangat mengagumkan sekali sekitaran sampai 360 derajat memutar penuh dengan kehijauan, dari pegunungan yang hijau sampai air kawah yang hijau pula. Disini juga terdapat warung-warung jajanan yang berjajar tapi disaat kami sampai belum ada yang buka. Saat itu ada abah penjual jajanan bersama anaknya yang baru menata jajanan di warung, beliau mulai jualan tahun 1978 sampai sekarang.

Warung Teteh & Abah

Tahu Isi Khas Galunggung

      Lanjut menuju tepi kawah harus turun lagi menyusuri jalan setapak, yang bisa dilalui dari anak tangga ke kanan atau ke kiri. Dan kami mengambil jalur kekanan yang gak terlalu jauh. Dari atas terlihat masjid putih yang berada di seberang kawah, tapi kami tidak sempat berkunjung ke masjid tersebut. Setelah sampai di tepi kawah rombongan lain mulai meninggalkan kawah tersebut, terasa hanya kami yang tinggal di negara tersebut. Memandang sekeliling nampak kawah hijau yang tenang, tanah yang menjulang tinggi keawan dan ditumbuhi pepohonan hijau serta atap yang biru cerah senantiasa memberikan suasana tenang, damai dan sejuk.

Savana Sekitaran Kawah Galunggung


Kawah Galunggung

Menuju Kawah

















Tepi Kawah Galunggung
     Puas menikmati suasana Galunggung dan mengingat waktu sudah siang Kami beranjak meninggalkan kawasan tersebut dengan mendaki kembali. Secara tidak disadari Kami meninggalkan area kawah kemudian ada rombongan lain datang, seperti sebelumnya tadi waktu Kami datang dan rombongan yang tiba sebelumnya mulai meninggalkan area, mungkin hanya kebetulan saja bisa begitu. Sesampai di atas untuk menuju ke parkiran kendaraan Kami mencoba jalur lain yang medannya pasir bebatuan dan tanpa pengamanan, tapi di bandingkan dengan penanjakan lewat anak tangga yang tergolong terjal lewat jalur pasir ini agak landai namun lebih jauh jaraknya sampai di parkiran. Sesampai diparkiran tidak ada trayek angkot menuju kota, hanya ojek saja yang stanby disana. "Ojek kang ka gapura?", tawar tukang ojek ke Kami. "Berapa?", jawab Aku, "20.000 aja permotor kang", saut tukang ojeknya. "Biasanya 10.000 permotor, dan minggu kemarin habis dari sini ojek 10.000", kata Aku (bohong dikit kalau minggu kemarin dari Galunggung). Akhirnya deal juga di angka 10.000/motor, dan Kami turun menuju gerbang Galunggung tempat angkot ngetem. Ngobrol-ngobrol di jalan dengan tukang ojeknya tentang pemandian air panas Cipanas dan Aku pun tertarik mencobanya, lalu minta tolong buat antar kesana.


Pemandian Air Panas


      Parkiran sangat penuh kendaraan-kendaraan pribadi, sudah bisa di tebak pasti di dalam juga penuh. Baru lihat di kolam pertama sudah penuh pengunjung lanjut ke kolam-kolam berikutnya juga penuh. Niatnya mau sekalian mandi karena dari pagi belum sempat mandi, lengket kan badan dari semalam perjalanan jauh kemudian tracking paginya sampai berkeringat. Jadi gak pede kan tiba-tiba ada tulang rusuk yang selama ini belum ketemu bisa ketemu di kolam air panas layaknya bidadari turun dari surga (ngarep pake banget). Keliling mengitari kolam-kolam ternyata penuh, yang Aku cari setidaknya ada tempat yang agak longgar walaupun ramai. Dan akhirnya Kami pulang saja tanpa merasakan berendam di kolam air panas.
     Berjalan menuju angkot yang biasa ngetem dari lokasi pemandian air panas kira-kira 300 meter, kalau mau naik ojek lagi juga nanggung. Baru jalan 200 meter ada mobil pick up lewat dan salah satu dari kami berteriak mo numpang, spontan mobil tersebut langsung berhenti dan bertanya mo kemana?, "mau ke terminal Indihiang", kataku. Lalu Kami diijinkan buat menumpang sampai tujuan, anggap aja ini rezeki dari trip ke Galunggung.

Nebeng Pick Up Penduduk Lokal


Perjalanan baru 1 jam dilalui tiba di lampu merah pertama kemudian berhenti, "Dek tujuannya mau kemana? (Aku di panggil adek, berarti wajahku tidak menipu *hahaha)", tanya Abah (pengemudi), "Mau ke Jakarta bah, abah sendiri ke arah mana?", tanyaku, "Saya mau lurus, adek tau jalannya?", tanya Abah kembali. "Ini kekanan kan kalau ke terminal Indihiang", jawabku. "Yaudah saya anter aja", kata abah. Loh kok ini malah ke kiri jalannya, berarti Aku tadi salah bilang jalannya, pantesan dianterin. Sampai terminal Indihiang lumayan jauh juga jaraknya, dan setibanya di terminal kami beri buat pengganti bensinnya, namun pemberian Kami di tolak di tambah lagi Kami di do'akan agar tiba tujuan dengan selamat. Alangkah baiknya abah itu memberikan tumpangan walaupun berbeda arah dan mendo'akan yang baik. Aku percaya itu, kebaikan apapun yang kita lakukan dengan ikhlas pasti Allah akan membalas langsung ataupun lewat orang lain.
      Menanti datangnya bus di terminal Indihiang dapatlah Eksekutif Class lumayan tempat duduk yang longgar bisa buat tidur karena esoknya kerja kembali. Pukul 13.00 WIB berangkat dari Tasik dan tiba di Jakarta pukul 19.30 WIB.

Terminal Indihiang


Nah mari kita hitung berapa budget yang dikeluarkan untuk trip Gn. Galunggung,
Bus Jakarta - Tasik  60,000 x 2                                              = 120,000 (PP)
Sewa angkot Indihiang - Galunggung 160,000 : 5 (orang)        = 32,000
Ojek Galunggung - Cipanas                                                    = 10,000
Total pengeluaran                                                                   = Rp. 162.000,-

Follow me

Jangan hanya angan di angan saja