Senin, 27 Mei 2019

Melahirkan Anak Pertama: KPD, Kurang Bulan, BBLR

00.31
Assalamualaikum calon mama dan mama mama di luar sanaaaaaaa. Apa kabaaaarrr? Mudah-mudahan sehat selalu ya 🤗

Kali ini saya mau sharing tentang pengalaman melahirkan bayi Dita cantik kesayangan, mumpung bayinya lagi bobo abis kenyang nyusu.

Okeeeeee...

Setelah hampir setahun menikah akhirnya kami dipercayakan Allah untuk diberikan keturunan. 



New Born




Awal cerita, saya sebenernya sudah agak agak sadar karena haid saya mundur (saya biasa haid teratur). Setelah menunggu 2 minggu, akhirmya saya mencoba test pack. Dan alhamdulillah hasilnya positif. Yepp terhitung tanggal 14 Agustus 2018 merupakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir).

Tidak lama setelah test pack saya langsung datang ke poli kebidanan di RS Fatmawati untuk cek kondisi janin. Berdasarkan perhitungan dokter obsgyin, HPL (Hari Perkiraan Lahir) jatuh di tanggal 21 Mei 2019.

Saya tidak mau membahas soal kehamilan karena alhamdulillah semua berjalan baik. Saya tetap menjalani aktivitas dengan baik, mendapat dukungan penuh dari keluarga dan rekan-rekan, juga baby di kandungan sungguh kooperatif😁 (tanpa rasa mual, ngidam aneh-aneh, dan makan berlebihan).

Ternyata yang menjadi cerita seru dan gregetsssss adalah proses melahirkannyaaa....

Pada tanggal 15 April pukul 22.00, saya bersiap tidur dan bersih-bersih di kamar mandi. Saat BAK saya menemukan lendir bening agak banyak dengan garis merah seperti darah. Tanpa rasa panik dan prasangka macem-macem, langsung saya bersihkan saja karena merasa itu hal biasa (saya tuh orangnya flat banget (-__-). Setelah itu saya langsung tidur..

Pada dini harinya, pukul 01.30, saya ke kamar mandi lagi untuk BAK (mungkin bumil bumil diluar sana tau betapa seringnya kami kebelet BAK. Apalagi sudah memasuki trimester 3😊). Di kamar mandi saya merasa pipis saya tidak selesai selesai. Keluar terussss... Karena bingung, saya cium ternyata tidak ada bau pesing. Waaaah saya langsung pikir ini pasti air ketuban yang rembes.

Tanpa tedeng aling aling, saya langsung balik ke kamar membangunkan suami dan minta langsung ke IGD rumah sakit. Setelah di cek oleh bidan ternyata betul saya sudah pecah ketuban dan sudah pembukaan 2.

Di IGD, karena kehamilan baru memasuki minggu ke 35 maka diberikan obat pematangan paru untuk babynya (ketika obatnya disuntikkan, rasanya sungguh subhanallaaaaaah). Setelah suntik pematangan paru, diupayakan untuk mempertahankan kandungan selama 2 hari biar paru babynya matang (hmm.. Gimana sih kalimatnya belibet yaaa :p)

Yang juga mengkhawatirkan saya adalah BB janin berdasar perhitungan usg yang hanya 2000 gr. Untuk usia kehamilan 35 minggu tapi seperti usia kehamilan 32 minggu. Saya dan keluarga merasa agak khawatir dan merasa kalo berat janin masih kecil banget yaaa :(

Di IGD kebidanan, bolak balik saya diberikan obat kunyah dan obat yang dimasukan lewat anus untuk menahan kontraksi tapi tetaaaaap saja jeda kontraksi semakin rapat dan pembukaan jalan terus. Akhirnya pkl 05.00 saya dilarikan ke VK (kamar bersalin) karena kehamilan saya tidak memungkinkan untuk dipertahankan.

Di VK saya dicek ternyata sudah masuk pembukaan 4 dan jeda kontraksi semakin semakin rapatttt.

Pkl 09.30 dicek lagi, ternyata sudah pembukaan komplit. Dokter obsgyin pun sudah siap untuk melakukan proses persalinan. Saya diintruksikan untuk ngeden seperti mau pup ketika muncul kontraksi.

Alhamdulillah baby keluar saat ngeden di tarikan napas ke-3. Horeeee...

Kalau perhitungan usg bb baby 2000gr, ternyata BB lahir 2250 gr dan TBnya 46cm.

Setelah imd yang hanya sebentar, baby dibawa untuk dibersihkan dan diberi vaksin. Juga, karena BB yang kecil terpaksa mama dan babynya tidak bisa rawat gabung karena baby harus masuk inkubator dan dipantau terus perkembangannya di ruang perina.

Hal yang menyedihkan juga adalah mamanya sudah boleh pulang duluan, sedangkan baby masih harus nginep di RS dulu. Jadi kami baru bisa bawa pulang baby 2 hari kemudian :'(

Intinyaaaa...
Saya mengucapkan syukur alhamdulillaaaaaah atas semua berkah dan kemudahan dari kehamilan sampai lahiran. Meskipun kayaknya baby Dita udah gak betah lama-lama LDR di kandungan dan sudah pingin ketemu mama papanya (lahir sebulan setengah dari perkiraaan kelahiran).

Oh iya, untuk mama dan calon mama diluar sana, ku cuma mau bilang sehat sehat yaaaaa, makan yang banyak, happy terussss.. Untuk calon mama semoga persalinannya diberi kemudahan dan untuk mama semoga diberi kesabaran dan ringan hati dalam mengurus anak.

Kecup sayang untuk semua


* oh iya di postingan yg berikutnya (mungkin) saya akan berbagi mengenai baby kuning, terapi bingung puting, tongue tie juga lactation aid.

Juga buat mama yg lagi struggling tentang per-bayi-an dan per-anak-an semangat yaaaa. Yuk saling bantu, saling sharing dan saling mendoakan yg terbaik untuk semua.


Oleh Dwi Isti


Follow me

Jangan hanya angan di angan saja