Sabtu, 19 November 2016

Pendakian Singkat Gunung Bongkok

10.00
     Gunung Bongkok merupakan salah satu gunung yang terletak di Desa Cikandang Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 975 Mdpl. Akses dari terminal atau stasiun di Purwakarta sangatlah mudah, dengan menyewa angkot lokal akan di antar sampai lokasi.

     Kami rombongan berangkat dari Stasiun Jakarta Kota menggunakan kereta Patas Purwakarta menuju Stasiun Purwakarta tarifnya cuma Rp. 6,000 dengan fasilitas di kereta AC, toilet serta tempat duduk sama seperti kereta ekonomi yang ke Jawa, bener-bener murah bukan? cocok lah bagi kami yang irit budget. Waktu tempuh Jakarta-Purwakarta sekitar 150 menit tapi tergantung situasi juga kalo ada keterlambatan dan pemberangkatan dari Jakarta hanya 3 kali di jam yang sudah di tentukan. Sesampai di Stasiun Purwakarta sudah di tungguin Mang Jajang yang punya angkot, dia menyiapkan 2 mobil untuk kami menuju basecamp Gunung Bongkok dengan rute yang variatif dari jalan aspal, jalan sedikit bebatuan, jalan cor, naik-turun dan berkelok-kelok. Sekitar 2 jam perjalanan menuju basecamp tidak lah membuat bosan karena kita bisa melihat sawah-sawah mirip di Ubud serta beberapa gunung yang menjulang tinggi.

     Sesampai di basecamp mengurus simaksi lanjut berjalan sekitar 10 menit menuju pos 2 di camp ground untuk mendirikan tenda, tempat mau buat diriin tenda se RT cukuplah dengan ada beberapa saung besar dan dekat dengan toilet. Dari pos 2 ini kita sudah bisa melihat Waduk Jatiluhur dan kalau malam terlihat lampu-lampu Kota Purwakarta.

     Rencana jam 5 pagi mau summit ke puncak lihat sunrise katanya, ternyata masih mager buat beranjak dari tenda, haaha.. Mungkin lelah karena malemnya ronda sampai larut malam. Tracking ke puncak memakan waktu sekitar 1,5 jam dengan medan tanan dan bebatuan juga, kemiringan dari 15 derajat sampai 45 derajat lebih ada yang mengharuskan tenaga extra, tapi tenang disana sudah terpasang tali untuk membantu kita untuk naik dan turun sehingga tidak begitu susah untuk melewatinya. Satu, dua, tiga, empat, lima tanjakan di lewati ketemulah percabangan antara ke puncak batu tumpuk dan ke puncak datar 2. Dan kami memilih ke puncak batu tumpuk atau dengan nama lain Puncak Singeluk, dengan 1 tanjakan anak tangga sudah sampai. Dari puncak tersebut bisa memandang 360 derajat sekeliling Gunung Bongkok, kita bisa melihat Gunung Parang yang gagahnya dan di baliknya ada Gunung Lembu serta Waduk Jatiluhur yang tenang.


 
Puncak Singeluk Gunung Bongkok



Jangan lupa tonton video singkat perjalan dari awal perjalan sampai puncak Gunung Bongkok, seru lho perjalannya...






Minggu, 13 November 2016

Ulasan Buku : Menikah Titik Dua

20.52




Penulis                    : Agustina K. Dewi Iskandar
Penerbit                  : PT. Grasindo
Editor                     : Fanti Gemala
Tahun Terbit          : 2014
Jumlah Halaman   : 183 halaman



     Khansa adalah seorang istri dari pria bernama Loki dan ibu satu anak bernama Raira. Awalnya, Khansa yang memutuskan untuk menikah di usia awal 20-an merasa bahagia dalam menjalani peran sebagai ibu rumah tangga.


“Laki-laki adalah angin. Mereka memang punya legalitas untuk memanjangkan langkah dan pulang kapan saja karena memang diciptakan bukan untuk membawa rumah di atas pundaknya, melainkan menyangganya dengan kerja, karya dan doa.
Sementara perempuan mari kita berbangga dengan metaphor siput perkasa. Rumah menjadi indah dan cerah karena senyum. Senyum menjadi berkilau dan hangat karena ikhlasnya. Karena memang perempuan bukan sang superman pencari nafkah dan pemburu karier. Maka wahai perempuan, jangan pernah lelah dengan kodratmu. Karena pada ikhlas itulah, maka titik menuju surga akan terbuka” (hal. 27-28)


     Memiliki sosok suami yang sempurna, anak yang manis dan kehidupan pernikahan yang amat baik awalnya memang terasa menyenangkan. Menjalani kehidupan peran sebagai ibu rumah tangga dengan kehidupan pernikahan yang biasa-biasa saja, membuat sosok Khansa yang periang dan dinamis merasa stagnan dan kehilangan orientasi dalam hidupnya.


“Setelah begitu banyak kebaikan, aku masih boleh ngerasa nggak puas dan mulai meminta yang lain nggak ya?” (hal. 60)

“Nah, susah nggak sih jadinya kalu ternyata kita menyadari kalau kita menikahi orang yang nggak tepat? Lalu, kita harus menjalani segala perangkatnya sebagai sebuah rutinitas yang sifatnya siklis, terus berputar tanpa titik temu.” (hal. 101)


     Untuk mengukuhkan eksistensi, bahwa masih ada sosok Khansa di dunia ini, Ia pun sering membuat tulisan yang berisi gagasan maupun curahan hatinya di blog yang diberi judul “Sebuah Blog”. Seolah semesta sedang mempermainkan nasib kedua insan, tanpa sengaja Khansa bertemu kembali dengan pangeran masa lalunya yang menikmati dan menghayati tulisan-tulisannya di blog.

     Wibi adalah sosok masa lalu Khansa. Dengan Wibi, Khansa mampu dengan leluasa berbagi hal-hal terdalam bahkan yang tidak mampu diungkapkan kepada suaminya. Wibi adalah pemberi warna baru dalam hidupnya.


“Berapa mahal harga sebuah kesetiaan,
Namun lebih mahal lagi makna sebuah keikhlasan dan keyakinan untuk setia tanpa harus berhitung.” (hal. 115)


     Frekuensi dan durasi Khansa di depan laptop cukup membuat Loki curiga. Sering kali Loki mengamati punggung Khansa yang terbangun di tengah malam dan asik dengan laptop hitam kecilnya. Loki pun bertanya kepada hati kecilnya dengan siapa kah Khansa berkirim pesan selarut ini? Apa yang sedang ditulisnya? Serta apa yang diperbuat sosok tersebut sehingga sekarang Khansa nampak lebih cantik, ceria dan bercahaya? Yang pasti bukan karena dirinya.

     Meskipun Khansa berusaha menyembunyikan interaksinya dengan Wibi dengan sangat rapi, semakin hari Loki semakin menaruh curiga sampai akhirnya dia pun merekam segala percakapan instan yang Khansa lakukan. Boom!! Terjawab lah akhirnya kecurigaan dan pertanyaan yang menggerogoti benak Loki selama ini.

     Dengan berbesar hati, Loki pun meminta Khansa untuk berhenti dan kembali pulang ke dalam genggamannya. Khansa dengan kesadaran penuh akhirnya kembali pulang ke hati suami nya. Wibi pun  memutuskan untuk menjalin hubungan dengan wanita lain dan menikah.


“…… dan kita harus belajar bahwa merelakan juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan dengan pengertian tertentu….” (hal. 158)


     Loki, sosok pria yang sempurna ternyata hanya selalu berusaha tampil sempurna demi menyembunyikan satu kekurangan yang mencengangkan yang ada dalam dirinya. Loki pun terjebak dalam cinta lain yang tidak mampu ia hentikan. Setelah Khansa dan Loki akhirnya menjalani hidup masing-masing. Undangan Wibi terlanjur meluncur ke genggaman Khansa. Lalu novel berakhir begitu saja..

     Akankah Wibi mampu bersanding dengan wanita yang memang sudah sejak lama diidam-idamkannya? Bersanding atas penantian cinta yang diawali dengan salah sehingga kemudian dia dapat?

     Pendapat saya setelah membaca novel ini adalah; Pertama novel ini telah mengubah persepsi saya tentang sajian-sajian novel pernikahan pada umumnya. Jangan mengharapkan tips menghadapi hiruk pikuk rumah tangga dan solusi terbaik yang ditawarkan ketika menikmati novel ini.


“Pernikahan adalah sebuah batas absolut, tapi ia juga menyimpan kehancuran yang absolut”
 (hal. 24)


     Kedua novel ini membuat pembaca tersesat dalam pikiran tokoh utama yang sedang menghadapi konflik rumah tangga dengan taburan masa lalu. Sehingga pembaca yang khususnya tengah berumah tangga lantas berpikir, sudah ikhlas kah kita menjalani rumah tangga dan menikmati setiap prosesnya dengan lapang dada.

     Ketiga, dalam novel ini Saya kembali berkenalan dengan Johari Window. Teori psikologi komunikasi yang sudah saya akrabi sejak dibangku kuliah dulu diulas sedikit dalam novel ini. Saya cukup senang membacanya.


“Memberikan nama hanya proses membedakan saja agar malaikat tidak tertukar saat mencatat dalam jurnalnya” (hal. 35)


     Keempat, novel ini banyak menggunakan diksi yang terasa berat untuk dipahami. Penulis sesekali menggunakan kata yang jarang digunakan dalam keseharian. Contohnya dalam sajak berikut:


“SAJAK DI TITIK NOL
Masa mengakar pada almanac
Waktu mengikat peristiwa
Kau tiada
Segala jejak tak satu pun terkelupas
Kenangan berharap menjadi batu
Gemanya berulang kali
Setia menantiku kembali” (hal. 33)


Secara keseluruhan novel ini cukup menarik untuk disimak. Meskipun alur dan konfliknya cukup mudah terbaca. Terima kasih telah membaca ulasan saya J


Diulas oleh Dwi Isti Anggraini

Minggu, 06 November 2016

Ulasan Buku : Daddy’s Little Girl

23.01




Penulis                    : Mary Higgins Clark
Penerbit                  : PT. Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa            : Kathleen SW
Tahun Terbit          : 2004
Jumlah Halaman   : 440 halaman

Ellie Cavanaugh mendapati kakaknya, Andre Cavanaugh tidak pulang tadi malam. Pada malam sebelumnya Andrea izin untuk mengerjakan tugas dan belajar matematika di rumah Joan dan akan pulang sendiri tepat pada pukul 9 malam. Namun lewat dari waktu yang dijanjikan Andrea belum pulang juga, bahkan setelah disusul oleh ibu nya ke kediaman Joan ternyata Andrea sudah izin pulang dari pukul 8.
Ayahnya yang merupakan polisi daerah tempat mereka tinggal, Oldham, saat mendengar kabar tersebut langsung mengerahkan rekan-rekannya untuk mencari dimana keberadaan Andrea. Bahkan sampai pada keesokan harinya, pencarian itu pun masih nihil. Andrea belum ditemukan.
Andrea merupakan sosok yang remaja 15 tahun yang menyenangkan. Meskipun sedikit bandel, Andrea banyak disukai oleh orang-orang. Andrea memiliki pacar, yaitu Rob Westerfield yang juga memiliki perilaku serupa. Rob pernah ditilang karena kedapatan mengebut dan ada Andrea disebelahnya. Andrea dan teman-temannya pun sering pergi ke “tempat persembunyian” untuk merokok dan nongkrong. Ellie sering diajak untuk pergi ke tempat persembunyian, meskipun sering dikeluhkan oleh teman-teman Andrea yang lain, Andrea selalu bilang bahwa Ellie anak yang baik dan tidak suka mengadu.
Tau bahwa pencarian Andrea belum menemukan hasil, maka Ellie mencoba mencari di tempat persembunyian. Tempat persembunyian sesungguhnya adalah garasi rumah Nenek Rob yang hanya didatangi pemiliknya untuk menghabiskan waktu di musim panas. Betapa terkejutnya Ellie ketika mendapati apa yang dicarinya. Mayat Andrea ditemukan dengan luka penganiayaan di bagian kepala.
Pencarian pelaku pun dimulai. Rob ditangkap karena, kesaksian Ellie bahwa kakaknya memang berencana untuk menemui Rob di garasi setelah pulang dari rumah Joan. Baju-baju Rob yang dicuci menggunakan pemutih pun masih ada bekas noda darah Andrea. Serta dongkrak yang menjadi senjata pembunuh tersimpan di bagasi mobil Rob terselip beberapa helai rambut Andrea.
Menjalani 22 tahun masa hukuman di penjara tidak membuat Rob mengakui kejahatannya. Di akhir masa tahanannya, Rob mengajukan pembebasan bersyarat dan berupaya untuk membersihkan nama baiknya dengan cara mengajukan sidang ulang dengan membawa saksi kunci yaitu Will Nebels.
Will Nebels, pekerja serabutan yang menawarkan jasa membereskan rumah-rumah di kawasan Oldham, membuat kesaksian bahwa pada malam kejadian dia melihat sosok Paulie Strobel mengendarai mobil Rob dan membunuh Andrea di garasi rumah nenek Rob. Paulie memang sudah sekian tahun memendam hati kepada Andrea, namun cinta nya tidak pernah terbalas.
Ellie yang sudah menjadi reporter investigasi di Alaska saat melihat tayangan tersebut di televisi merasa geram atas pengakuan yang dikemukakan Will Nebels. Ellie yakin bahwa Will Nebels sudah disuap oleh keluarga Westerfield.
Seketika itu Ellie meninggalkan kariernya dan melakukan penyelidikan untuk membuktikan bahwa Rob memang bersalah. Tidak segan-segan Ellie mendatangi penjara sing sing, tempat Rob ditahan, dengan membawa karton yang bertuliskan, siapa yang dapat memberi informasi mengenai Rob Westerfield maka akan mendapatkan imbalan serta tidak lupa dicantumkan no hp nya. Tidak hanya itu, Ellie pun melakukan penyelidikan ke sekolah-sekolah yang pernah Rob masuki untuk melihat track record-nya.
Setiap informasi yang Ellie peroleh dari berbagai informan dan bukti-bukti selalu dia tuliskan di website. Tulisan Ellie di website nampaknya cukup dikhawatirkan keluarga Westerfield yang memang dipandang terhormat di masyarakat.
Kejadian-kejadian mengerikan pun segera saja menghampiri Ellie, dimulai dari apartemennya yang dimasuki orang, adanya tambahan catatan di laptop, apartemennya terbakar pada saat tidur, ada yang menguntit setiap Ellie bepergian bahkan sampai mobilnya dihancurkan dan tangki bensinnya dipenuhi pasir. Mengetahui hal-hal tersebut, ayah, adik tiri dan mantan ataasan Ellie, Pete sungguh mencemaskan keadaan Ellie.
Betulkah Rob Westerfield terbukti bersalah? Siapakah selama ini yang mengincar nyawa Ellie? Mampukah Ellie selamat?

Pendapat saya setelah membaca novel Daddy’s Little Girl ini adalah: Pertama tokoh utamanya bukanlah karakter yang menyenangkan dan dengan mudah dijadikan favorit. Selain keinginan untuk mengungkap pelaku pembunuh Andrea, nyaris semua isi benaknya tidak mengandung simpatik. Belum lagi kekeraskepalaan dan kekurangajarannya yang bikin antipati. Bayangkan sudah ditawari berbagai macam kebaikan, dari ayah, adik tiri, teman Andrea (Joan), mantan atasan (Pete), bahkan Mrs. Hilmers yang apartemennya terbakar habis saat karena Ellie di dalamnya, dia tetap tidak peduli.
Kedua sepertinya Ellie hidup di masa lalu. Di beberapa kesempatan Ellie selalu membayangkan kalau Andrea masih hidup, pasti keluarganya masih kumpul bersama, harmonis dan tidak terjadi kejadian-kejadian buruk yang dialaminya sekarang. Ketiga Paulie Strobel juga bukan sosok yang menyenangkan. Pemuda dewasa digambarkan terlalu lemah. Bayangkan pada saat dituduh oleh keluarga Westerfield sebagai pembunuh Andrea sesungguhnya, Paulie langsung mencoba bunuh diri dengan mengiris urat nadi. Paulie juga selalu didampingi ibunya ketika mengungkapkan kesaksian.
Ketiga novel ini agak membosankan, karena mengangkat kejadian 22 tahun yang lalu bahkan pelaku sudah menjalani masa tahanan. Bahkan saya sudah dapat menebak siapa pelaku nya di tengah-tengah membaca. Membaca novel ini, saya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding karya Mrs. Clark yang lain. Keempat seperti novel-novel pendahulunya, selalu disisipkan unsur romantik di akhir cerita. Bahwa tokoh utama akhirnya bertemu dengan pujaan hati.
Sekian ulasan dari saya, terima kasih.


Diulas oleh Dwi Isti Anggraini

Rabu, 02 November 2016

Ulasan Buku : You Belong to Me

00.32




Penulis                   : Mary Higgins Clark
Penerbit                 : PT. Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa           : Rini Buntaran
Tahun Terbit          : 1999
Jumlah Halaman    : 400 halaman

Susan Chander, seorang psikolog klinis dan pembawa acara regular di salah satu program radio populer “Tanyakan Susan” sedang mempromosikan sebuah buku yang baru dilaunching berjudul “Wanita-wanita yang Lenyap” karya dari Donald Richard, seorang penulis buku dan juga psikiater kriminologi. Buku itu menceritakan tentang semakin maraknya wanita yang raib secara mendadak tanpa kabar, sampai bagaimana teknik proteksi yang mudah dilakukan wanita-wanita ketika menghadapi situasi yang sulit.
Beberapa saat pada sesi tanya jawab dan konsultasi di radio, semua berjalan baik dan lancar. Sampai Susan menyinggung mengenai kasus Regina Clausen, seorang konsultan keuangan muda berbakat, yang lenyap 3 tahun yang lalu saat berpesiar ke Hongkong dan hanya meninggalkan cincin sederhana berbahan pyrus yang di dalamnya berukirkan “you belong to me”. Pada saat sesi telepon interaktif, tersambung salah satu pendengar yang membeberkan bahwa dia pun mendapat cincin serupa dan ajakan dari seorang pria menawan yang belum pernah dikenalnya pada saat berpesiar sendirian.

Tidak lama setelah mengungkapkan kesaksian, sang penelepon pun menjadi korban dari kecelakaan lalu lintas yang di sengaja. Bahkan tiap-tiap bukti yang semakin mendekatkan untuk mengungkap jati diri si pelaku, malah menjadi korban berikutnya.


See the pyramids along the Nile
Watch the sun rise from the tropic isle
See the market place in Old Algiers
Fly the ocean in silver plane
See the jungle when it’s wet with rain
Just remember till you’re home again
You belong to me


Menatap matahari terbit di pulau tropis
Melihat pasar di Aljir kuno
Menyebrangi lautan dengan pesawat perak
Melihat hutan basah tertimpa hujan
Ingatlah sampai kau kembali pulang
Kau milikku


         Akan kah lirik lagu tersebut menjadi kunci dari kasus pembunuhan berantai? Mampu kah Susan Chandler berlomba dengan waktu sebelum kakaknya, Dee Chandler menjadi mangsa berikutnya?

Kembali Queen of suspense, menunjukkan taringnya dalam karya nya ini. Alur yang dibuat cepat, penulisannya pun padat, minim kiasan yang mempermudah pembaca dalam memahami cerita. Selalu ada kejutan yang disuguhkan di setiap halaman yang dibalik. Bukan jenis buku yang cocok dibaca untuk pengantar tidur. Alih-alih terlelap karena jenuh membaca isi buku, pembaca malah dibuat penasaran atas cerita yang tidak tertebak dan berupaya menduga-duga sendiri siapa pelaku pembunuhan berantai.
Seperti yang sudah menjadi ciri khas Mrs. Clark, setiap tokoh dideskripsikan sebagai pribadi yang baik, professional dan terhormat di masyarakat. Namun di sisi lain, setiap tokoh pun dibuat memiliki kemungkinan yang sama besarnya untuk menghabisi nyawa orang-orang yang menjadi korban.
Pesan Saya yang sudah sudah lebih dulu membaca novel “Loves Music, Loves to Dance” yang juga karya Mrs. Clark dan langsung membaca novel ini, sebaiknya relax and take a deep breath for a while dulu deh. Karena ada beberapa tokoh yang diberi nama yang serupa di novel yang Say abaca sebelumnya, meskipun cerita masing-masing novel tidak ada korelasinya sama sekali. Awalnya Saya sempat kebingungan karena di novel sebelumnya tokoh A kepribadiannya baik, tapi kenapa di novel kepribadiannya jadi buruk. Pikiran Saya, mungkin Mrs. Clark menyukai nama-nama tertentu sehingga digunakan kembali hehe..
Sekian ulasan dari Saya, terima kasih telah membaca yaa J


Diulas oleh Dwi Isti Anggraini

Follow me

Jangan hanya angan di angan saja