Drama Bernama Tongue Tie dan Bingung Puting
#menembusangan
01.43
Assalamualaikum mama mama
Lagi-lagi berbagi cerita tentang baby Dita heheheee…
Apakah Tongue Tie Itu?
Tongue Tie atau Ankyloglossia merupakan kelainan anatomi
yang membuat lidah menjadi terganggu fungsinya sehingga sering disebut sebagai Tongue-Tie (TT). Setiap orang memiliki frenulum lingualis yang terletak di
bawah lidah. Frenulum ini merupakan membrana mukosa yang menghubungkan antara
lidah dengan lantai dasar rongga mulut. Frenulum ini merupakan sisa jaringan
embrionik yang biasanya mengalami resesi mengecil di akhir trimester 1
kehamilan. (dikutip dari: https://duniasehat.net/).
Secara simplenya, Tongue Tie adalah kondisi dimana dasar
lidah melekat pada dasar mulut melalui frenulum (tali lidah) yang tebal,
kencang atau pendek.
Awal Mula
Dita Ketahuan Tongue Tie
Setelah Dita pulang rawat setelah
kuning, saya, suami dan ibu sudah menjadwal bahwa per-4 jam Dita harus menyusu
dengan takaran 50 ml minimal (usia Dita saat itu sekitar 2 minggu), kalau masih
haus ditambah lagi.
Kenapa harus ditakar pakai botol tidak menyusu secara
langsung?
Karenaaaaa…. kondisi puting
saya lecet dan sangat menyakitkan kalau harus menyusu langsung. Kalau pun saya
tahan tahan sakit, Dita marah dan nangis kenceng kalau didekatakan ke puting. Jadi
tiap 2 jam saya pumping dan kumpulkan untuk jam Dita menyusui.
Apa yang saya rasakan saat itu?
SETRESSSSSS MAAAAKKKKKK…
apalagi kalo lihat hasil pumping yang kadang seuprit. Saya juga miris melihat
asi yang saya pumping langsung diberikan ke Dita, kenapa gak menyusu langsung L Juga ketar ketir kalau Dita tampak
masih haus dan harus ditambah padahal stok ASIP saat itu juga tidak banyak.
Tapi saya juga sebenarnya sudah mengukuhkan niat kalau kalau harus jadi mama
eping (ekslusif pumping)
Pergi ke konselor laktasi….
Melihat dan mendengar
kisah menyusui saya yang sulit, akhirnya kakak saya mengusulkan untuk minta
solusi menyusui ke konselor laktasi karena kalau jadi mama eping sedikit yang
konsisten dan lulus hingga 2 tahun.
Akhirnya saya dan suami
ke RS UIN Syarif Hidayatullah (ada klinik laktasi) dan bertemu dengan dr.
Anissa. Saat ke klinik laktasi, saya diminta untuk menyusui karena mau dilihat
proses perlekatannya. Betul saja, setelah disodori puting, Dita malah godek
godek dan nangis kuencengggg… setelah itu, lidah Dita pun dicek.
JENG.. JENGGG.. JENGGGG…..
“Ma, baby nya bingung
puting dan tongue tie ma. Sebaiknya segera dirawat inap untuk terapi bingung
puting dan dilakukan frenotomi untuk tongue tie nya apalagi BB-nya sudah di
grafik gizi buruk” kata dr. Anissa.
DUARRRR!!!
Setelah kejadian bayi
lahir dengan berat rendah, seminggu kemudian BB turun dan kuning, ada kesulitan
menyusui dan sekarang tongue tie jugaaaaa…..
Saat itu saya langsung
lemas dan bingung. Saya tanya ke suami, katanya terserah mau dirawat atau tidak
senyaman saya saja. Akhirnya saya minta waktu untuk berpikir dulu ke dr. Anissa.
Baru sampai lobby, saya
pun duduk untuk baca baca tentang penanganan tongue tie di inet dan menelepon
kakak saya untuk mendapat solusi. Berdasarkan hasil riset singkat dan bicara
dengan kakak saya, bahwa frenotomi/insisi tongue tie merupakan bedah sederhana,
lebih sederhana dari ditindik jadi tidak usah khawatir. Karena yang sebetulnya
perlu dikhawatirkan adalah masalah-masalah yang timbul kalau tongue tie nya
dibiarkan saja seperti kesulitan menyusui, sulit melafalkan huruf (S, Z, R L),
akan kesulitan makan dan segudang masalah lain kalau tidak dilakukan insisi.
Akhirnya… saya dan suami
memutuskan untuk kembali berikhtiar dengan rawat bingput dan insisi tongue tie.
Rawat Bingung Puting di RS UIN
Proses rawat kali ini
yaitu mama dan baby Dita dirawat gabung. Mama melakukan skin to skin dengan baby nya, dengan metode kangguru, baby hanya
mengenakan diapers dan topi lalu didekap di dada mama dan dililit kain selama
24 jam. Metode ini dilakukan untuk meningkatkan bonding antara ibu dan anak
juga mengetahui bayi butuh menyusu lebih awal sehingga tidak sampai nangis
kejer.
Mama juga tidak boleh
pumping pumping lagi, karena takut stress. Lagipula fokus utamanya adalah
menyusu secara langsung kan. Tapi kalau ada asi yang rembes ditampung untuk isi
suplementasi.
Proses menyusu juga harus
dilakukan secara langsung. Dita yang menangis saat disodori puting pun dipaksa
menyusu secara langsung. Untuk menyamai aliran dot yang deras dibanding PD,
maka mama menyusui dengan SNS (supplemental
nursing system) yang diisi asip, asip donor maupun sufor.
Insisi Tongue Tie
Insisi tongue tie
dijadwalkan di hari kedua perawatan. Proses insisi nya pun mudah dan cepat,
tidak se-seram dan se-mengerikan yang semula saya bayangkan. Jadi baby Dita
dibedong dan dipegang perawat, lalu dokter anak membuka mulut Dita dan cekris..
cekris.. dipotonglah tali lidah Dita. Saat mulutnya masih berdarah langsung
diberikan ke mama untuk segera disusui karena luka insisi akan sembuh sendiri
dengan asi dari mama nya.
SUBHANALLAAAAAHHHH…
setelah diinsisi langsung terasa beda sekali menyusu nya. Ternyata menyusui itu proses yang indah dan tidak menyakitkan sama
sekali. Saya langsung terharu karena baby Dita juga langsung pintar menyusu
nya…
Pasca Rawat Bingput dan Insisi Tongue Tie
-
Perawatan
di rumah adalah dengan melakukan pijat mulut agar tidak tumbuh jaringan baru di
bekas insisi nya. Pijat mulut diajari oleh dokter laktasi dan dilakukan di rumah
sebanyak 5x sehari selama 3 minggu.
-
Tidak
pumping sampai sebulan atau 2 minggu sebelum kerja. Jangan khawatir produksi
asi menurun karena setelah relaktasi pasti produksi asi malah semakin bertambah.
-
Menyusui
menggunakan SNS. Semula baby Dita menggunakan SNS berisi 40 ml, setelah
dievaluasi bb-nya 2 minggu kemudian diturunkan lagi menjadi 20 ml, lalu setelah
sebulan lepas sama sekali. HORRAAAAYYY!!!
(karena
menyusui dengan SNS sebenarnya sungguh repot, tapi gpp ko J)
Oh iya isi
SNS dari baby Dita semula stok asip saya, lalu diganti sufor untuk baby BBLR.
Kenapa kami tidak memilih donor asi??? Karenaaaaaa, kami berpikir kalau
menggunakan asi donor akan membekas ke baby dan kami belum tau perlu pakai SNS
berapa lama. Jadi memutuskan untuk menggunakan sufor saja
-
Minum
domperidone 3x1, nanti dievaluasi dan semakin berkurang dosis nya.
-
Kontrol
ke DSA. Semula seminggu sekali lalu sebulan sekali untuk dilihat
perkembangannya.
Kesan saya setelah
dilakukan insisi tongue tie adalah… HAPPY SEKALIIIIIIIIIII,
ALHAMDULILLAAAAAAAHHH, SUBHANALLAAAAAAAAHHH..
Semula saya tidak yakin
bisa menyusui selama 2 tahun, jangankan 2 tahun 6 bulan saja saya tidak yakin.
Tapi sekarang saya mulai optimis dan berusaha untuk dapat menyusui selama 2
tahun.
Karena sesungguhnya menyusui
juga merupakan ibadah
"Para Ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan," (QS al-Baqarah [2]: 233)
Semoga mama mama yang lagi galau, baby nya harus
diinsisi atau tidak tongue tie nya bisa sedikit memberikan pencerahan. Tenang
yaaa… badai pasti berlalu. Semua kesusahan-kesusahan yang sedang dilalui pasti
akan berubah dengan kebahagiaan yang bertubi-tubi dari si kecil J