Sabtu, 26 Desember 2015

Trip Maraton Episode 1 : Gunung Merbabu

     Liburan akhir tahun memang ditunggu-tunggu oleh karyawan yang susah mendapat libur ketika di kantor, seperti saya yang hanya libur di tanggal merah aja. Ingin ambil cuti harus dihitung-hitung dulu apakah bisa diajukan tidak.

     Akhir tahun 2015 hanya ambil cuti 4 hari namun bisa dapat libur 2 minggu, enak bukan? mau kemana-mana ga usah mikirin waktu. Namun konsekuensinya tempat-tempat wisata jadi ramai, susah dapat transport yang harus pakai tiket dan tentunya penginapan. 1-2 bulan sebelum hari H bebeapa tiket sudah di tangan untuk pulang pergi di beberapa daerah dan yang belum pegang adalah tiket berangkat hari pertamanya, rencana mau nyari tiket bus pas H-1 keberangkatan.

     Sebelum besok berangkat saya menghubungi beberapa agen bus untuk keberangkatan besok 24 Desember 2015 dengan tujuan Solo, satu persatu menghubungi agen Tangerang, Kalideres, dan beberapa tempat hasil pencarian dari www.google.com tidak ada yang tersedia, semua full. Sampai gak percaya kalau full saya putuskan mendatangi beberapa agen tersebut dan hasilnya ternyata sama. gak ada harapan lagi. Menunggu keesokan harinya semoga ada keajaiban datang mending buat packing dan istirahat karena waktu sudah mulai malam juga. Mulai memilah-milah alat perang (camp gear, snorkel gear, city tour), pakaian ganti serta beberapa bawaan lainya cukup lah masuk di tiga tas tersusun dengan rapi *(menurut saya pribadi) hahaa. Setelah semua selesai lanjut istirahat.

     Pagi pun datang dan bergegas aja gambling menuju terminal-terminal di wilayah Jakarta Timur. Sebelumnya nitipin barang bawaan kerumah saudara di dekat TMII. Pertama mendatangi Terminal Pinang Ranti yang biasanya paling banyak jurusan ke Jawa, sesampai di Pinang Ranti tidak ada sama sekali yang tersedia tiket buat keberangkatan sekarang (24 Desember 2015) dan yang tersedia rata-rata buat tanggal 28-29 Desember. Kemudian pindah ke Pasar Rebo yang ada beberapa agen tiket bus AKAP juga, sampai ditanyain ke pool pemberangkatan P.O tetep ga ada yang tersedia juga. Dan pilihan terakhir mencari ke Terminal Kp. Rambutan, kalaupun gak dapet dipikir nanti lah yang penting cari dulu. Sesampai di dalam terminal suasananya benar-benar seperti lebaran-lebaran tumpek blek (bahasanya saking penuh banget orang disekitar). 




Terminal Kp. Rambutan Saat Liburan Natal & Tahun baru


Mulai dari loket paling ujung tanya untuk pemberangkatan hari ini tujuan Solo dan lagi-lagi tidak melayani penjualan untuk keberangkatan hari ini dikarenakan sudah full. Pasrah lah sudah untuk berangkat liburan dan gak tau nasib tiket-tiket selanjutnya nanti mau diapakan...
Saat berjalan dengan penuh kepasrahan baru menanyakan ke setengah loket yang ada tiba-tiba ada yang teriak "Solo-Solo-Solo", dari rasa pasrah langsung berubah jadi sumringah dan mulai lah nego-nego..

Dia   : Safari mas Solo?
Saya : Iya, masih ada?
Dia   : Buat kapan? berapa orang?
Saya : Hari ini, satu orang
Dia   : Dua ratus sembilan puluh lima
Saya : Berangkat jam berapa? (sambil kasih uang 300rb)
Dia   : Ini kembaliannya Lima ribu, nanti jam 14.00 berangkat



Tiket Bus Safari Jakarta - Solo


     Plong rasanya dapat tiket bisa liburan panjang di sana-sana. Sesampai di rumah liat lagi tiket bus baru sadar, "loh kok harganya mahal banget ya? harga segini udah dapet kereta eksekutif dan kalaupun bus dapet yang super". Nyesel pun ada namun apa boleh buat ga ada pilihan lain dan entah pas waktu di terminal udah ga bisa mikir lagi.
Jam menunjukan pukul 13.00 dan langsung menuju terminal Kp. Rambutan yang waktu tempuh sekitar 15 menit dari rumah (kalau tidak macet). Sesampai terminal menunggu sampai jam 14.00 namun bus belum terlihat juga, kata petugasnya lagi dalam perjalanan. Setelah beberapa menit petugasnya memberikan informasi bus sudah ada dan parkir di belakang. Dan agak kaget juga setelah melihat busnya ternyata tidak seperti di tiket tapi memakai bus lain yang berjubah agak extreme dengan julukan anaconda (maaf ga bisa sebut merk karena serem). Tak apalah yang penting nyaman di jalan dan sampai dengan selamat karena ini bus sudah driverny yang punya jalan *ehh. Jam demi jam di nikmatin aja karena kondisinya lumayan macet dan perjalanan panjang.
Sampai di Solo menunjukan pukul 07.00 dan lanjut dengan bus lokal menuju rumah dulu, harus dong pulang ke rumah ga pas lebaran aja. Seharian penuh berkumpul dengan keluarga, bercerita dan kebanyakan sih buat tidur karena capek, hehehe..

    Sebelumnya sudah janjian dengan beberapa teman yang tergabung dalam komunitas Backpacker Indonesia Grup - 5 untuk nanjak di Gunung Merbabu sekalian mengikuti event 1001 Pendaki Tanam Pohon disana juga tanggal 26 Desember 2015. Rute yang kami lalui adalah via Wekas yang tergolong medium tracknya dengan sumber air yang tersedia juga.



Team BIG - 5


     Kami start dari basecamp kurang lebih pukul 08.00 WIB bareng beberapa rombongan lainnya yang akan menanam bibit pohon di sekitar Pos I, melewati perkampungan dangan medan yang cukup menguras karena jalanan cor dan tingkat kemiringan bener-bener bikin ngap. setalah habis jalanan cor kemudian ketemu makam di dekat persimpangan jangan salah ambil jalan ya gaes, ambil arah kekanan sesuai petunjuk yang terpasang disana.



Rute via Wekas


     Nah jalan yang sebenarnya di mulai dan lagi beruntung dengan cuaca yang bersahabat tanpa mendung sama sekali. Berjalan menuju Pos I dengan menenteng bibit pohon untuk di tanam sesuai arahan panitia. Melihat tulisan Pos 1 di batang pohon yang melintang di atas jalan kami pun bingung mau di tanam dimana? karena daerah tersebut agak miring dengan rerumputan yang lebat, akhirnya kami putuskan untuk tanam di atasnya yang agak terbuka.



Penanaman Pohon



     Kemudian lanjut menuju Pos II yang katanya woww banget disana untuk mendirikan tenda yang luasnya mirip lapangan bola serta terdapat sumber air. Sejam dua jam di lewatin kok belum sampai-sampai ya? padahal ga ada pos bayangan atau harus lewatin sub-sub pos, maka istirahatlah kami sambil bercanda buat menghilangkan lelah.



Tracking Menuju Pos II



    Perlahan melangkahkan kaki dan tidak lupa buat istirahat (maklum saya masih pemula), tiap ketemu yang turun pasti mereka bilang "ayo dikit lagi sampai, sepuluh menit lagi sampai, bentar lagi sampai, itu satu tanjakan lagi" dan entah lah pehape semacem itu. Sesaat itu mencium harumnya tempe goreng dan langsung semangat buat jalan cepet, pasti itu sumbernya dari orang yang masak di sekitar tenda dan ga mungkin kan dari alam lain?. Akhirnya sampai juga di Pos II sekitar pukul 14.00 bisa tersenyum lebar. Setelah dapat lapak buat dirikan tenda lanjut berkenalan dengan sekitar ada apa aja yang bagus buat diabadikan dalam gambar sambil nunggu sunset.



Camp Ground Pos II


Sunset Pos II


    Petang mulai menjelang dan dingin pun juga ikut serta dalam suasana itu, kami memasak yang ada dan makan ramai-ramai. Berhubung kebanyakan pada bawa mie instant tapi saya tidak bisa makan mie, maka saya mencoba meminta nasi ke pendaki lain dengan mengajak Revan, orang yang mudah bergaul dengan orang baru. Kami mengunjungi pendaki asal Jakarta yang sebelumnya ketemu di jalan, untungnya mereka ada nasi lebih sehingga bisa minta sedikit dan tidak jauh dari tenda ada warung dadakan jual gorengan jadi bisa buat lauk tambahan. Makan bersama-sama sambil bercerita kisah di bawah bintang-bintang itu syahdu banget, berasa lagi di gunung *lho... haahhaha.
    Kenyang sudah saatnya istirahat lanjut summit pukul 2.00 pagi, semua masuk tenda sambil menunggu 2 orang teman yang nyusul ke Pos II. Sekitar pukul 1.00an terdengar suara aneh seperti tawa perempuan di balik pohon, kebetulan tenda kami di paling ujung dekat pohon-pohon dan semak-semak. Pikiran saya itu paling lagi ada orang mo pipis disitu, tapi kok agak lama dan berulang-ulang ya? sabodo teuing ah ga usah dipikirin yang penting gak ganggu dan bisa istirahat. Baru merem sebentar udah di bangunin sama 2 orang yang nyusul itu, aarghhh masih ngantuk nih tapi harus bangun juga biar ga kesiangan sampai puncaknya. Mulai persiapan buat summit dari isi tenaga, logistik dan peralatan lainnya yang harus di bawa. Tujuan utama mendaki bukan puncak, melainkan kembali dengan selamat, jadi ga usah di "oyo". Tracking pertama setelah Pos II adalah tanjakan tanah gembur (sesuai musimnya) kemudian lanjut batu-batuan besar, harus berhati-hati disini agar tidak terpeleset. Kemudian akan bertemu dengan percabangan antara ke puncak pemancar dan kenteng songo, penanda disini cukup jelas hanya melihat keatas saja, yang ada pemancarnya itu berarti puncak tower yang ada helipednya juga. Nah ini ambil kekanan dari atas ini bisa melihat Gunung Andong serta gunung sekitarnya serta akan mencium belerang dari kawah Merbabu. Lanjut melewati dataran yang kanan kirinya jurang seperti punggung naga, sehabis itu melewati jembatan setan.



Punggung Naga


Jembatan Setan



    Terlihatlah semburitan merah di langit pertanda matahati muncul dan tidak lama kemudian sampailah di Puncak Kenteng Songo yang bertandakan ada beberapa kenteng bersusun disitu, dahulunya jumlah kenteng tersebut ada sembilan maka di namakan Kenteng Songo, namun mungkin terkikis oleh alam hanya tinggal tersisa lima buah saja yang nampak jelas,



Background Bulan

Sinrise dari Puncak Kenteng Songo


View Merapi

Lautan Awan




     Mengingat waktu udah mulai siang kami pun turun kembali ke Pos II karena tenda serta barang bawaan berat lainnya ditinggal disana. Kembali di rute yang sama dengan ritme yang cepat sehingga sampai Pos II hanya sekitar 2 jam, sebelumnya naik memakan waktu 3 jam perjalanan. Ya pastinya beda lah antara naik dan turun pasti cepat turunnya. Sesampai di Pos II istirahat sejenak lanjut masak buat sarapan (yang jam 2.00 tadi jangan dianggep).






     Sarapan sudah, packing sudah dan saya ditemani lek Joem untuk turun duluan berdua karena harus melanjutkan perjalanan dan dia juga ada perlu di rumahnya. Pengen cepet-cepet jalan tapi capek, ya udah jalan pelan-pelan aja tapi pake istirahat, haha.. Sekitar 3-4 jam perjalanan sudah sampai basecamp lanjut menuju solo. Sebelum mendaki lewat suatu tempat saya melihat salah satu menu makanan yang unik, dan kini pulang mencoba menyarinya lagi untuk mencoba makanan itu.






     Namanya adalah kolak durian, berhubung saya doyan durian dan belum pernah melihat ada kolak durian di daerah lain ga ada salahnya mampir buat nyicip satu porsi. Rasanya memberikan nikmat tersendiri, enaknya durian di tambah hangatnya kuah kolaknya memberikan badan terisi tenaga lagi yang habis perjalan jauh. Ga lama-lama disana lanjut pulang kerumah karena masih 2 jam perjalanan lagi naik motor.

     Pukul 17.00 lewat sampai di rumah bersih-bersih serta persiapin bawaan buat trip selanjutnya, pegel-pegel sih masih tapi itu ga mempengaruhi buat liburan selanjutnya karena hidup buat liburan, bukan buat mencari masalah, hahaha.. Istirahat cukup lanjut siap-siap menuju stasiun buat perjalan selanjutnya. Pamit sama ke dua orang tua itu harus walaupun ga boleh sering klayapan *ehh, dan ke stasiun minta di antar adik. Sesampai di Stasiun Balapan pukul 20.30 dan kereta berangkat pukul 21.52 masih aman lah sambil edit-edit foto Merbabu. Menit-menit dilewatin sambil melihat jam di stasiun dan sambil melihat tiket pula dan kemudian....... to be continued.

Ada apakah dengan trip selanjutnya?

Akan kemana kah tujuan berikutnya?

Bagaimana cerita selanjutnya?

Jangat lewatkan cerita selanjutnya gaesss...



Artikel berikutnya bisa dilihat disini → Trip Maraton 2 : Explore Malang

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Waaa lengkap bgt informasinya. Bisa untuk referensi klo mau nanjak ke merbabu. Tapi ky nya kalo weekend pikir-pikir dulu deh..

    BalasHapus
  3. Terima kasih kakak, weekend cukup kok asal waktunya diperhatikan jgn sampai berhenti terlalu lama

    BalasHapus
  4. Dalam waktu dekat ini belum, cuacanya lagi ga bersabahat

    BalasHapus

Follow me

Jangan hanya angan di angan saja