Ulasan Buku : K E N A N G A
#menembusangan
22.22
Penulis :
Oka Rusmini
Penerbit :
PT Grasindo
Editor :
A. Ariobimo Nusantara
Tahun Terbit :
2003
Jumlah Halaman :
293 halaman
Kenanga,
adalah seorang bajang (anak sulung)
dari dua bersaudara. Semenjak kecil orang tua nya selalu memperlakukan antara
dia dan adiknya secara berbeda. Adiknya selalu dilimpahi perhatian dan kasih
sayang, sedangkan dia harus berusaha untuk mendapat apa yang diinginkan.
Meskipun menjadi putri seorang brahmana
yang tinggal di griya, Kenanga tumbuh
sebagai perempuan Bali yang penuh impian dan ambisi. Ia cerdas, ulet namun juga
keras hati. Bagi nya hidup adalah karier.
Kencana,
gadis cantik rupawan ini selalu menjadi sosok yang dicintai karena parasnya.
Selalu dibantu dalam mengerjakan apa pun, sosok yang bergantung dan tidak
mandiri. Terbentuknya perilaku ini didasari oleh masa lalu nya yang cukup
menjadi kelam. Namun dengan keelokan parasnya, tidak menjadikan sosok terkasih
tempat ia mengabadikan seluruh hidup, berpaling dan mencintai nya.
Bhuana,
dokter muda, seorang brahmana idaman
setiap Ratu dari Griya yang ingin menjadikannya jodoh dari putri-putrinya hanya
untuk mempertahankan silsilah kebangsawanan. Namun hanya ada seorang wanita lah
yang mampu mengisi hati dan pikirannya.
Intan,
seorang wong jero yang tidak
diketahui asal usulnya, diangkat oleh kebaikan hati seorang wanita brahmana dan diasuh semenjak kecil
sampai beranjak dewasa. Dari wanita ini juga lah ia belajar bagaimana menjadi
seorang wanita muda yang cerdas dan mandiri. Namun, meski sudah berpendidikan
tinggi, seorang yang terlahir menempati kasta terendah dalam hirarki sosial tetap
harus menerima segala perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitar.
Mahendra,
pemuda yang setelah mengenyam pendidikan di Bandung harus kembali ke kampung
halaman dengan mengemban beban mendiang ayahnya yang bertugas menjadi Sangging (orang yang bertugas memotong
gigi pada upacara adat metatah).
Meskipun lama terpisah dari segala kebiasaan adat yang rumit, mau tidak mau ia
mempelajari demi menjaga nama baik keluarga. Ia tertarik dengan sosok wanita
yang tidak setara dengan kasta nya.
Novel
ini mengisahkan kondisi adat Bali, tentang sebuah cinta yang betul-betul
terlarang adat. Apalagi tokohnya dari kasta tertinggi di masyarakat Bali, kasta
Brahmana.
Novel
Kenanga merupakan menu pertama Oka Rusmini dalam karya tulisanpanjang. Pernah
dimuat di Koran Tempo dan masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award pada tahun
2004.
Tema
yang diangkat pada Novel Kenanga adalah penderitaan, perjuangan dan kecerdasan.
Disini juga terlihat jelas bahwa cerminan tokoh utama adalah jati diri penulis
sendiri, sebagaimana tokoh yang digambarkan adalah sosok yang independen, mau
terus belajar, cerdas bahkan cenderung feminis.
Konflik
yang diangkat dalam novel ini adalah konflik antar kasta, konflik pernikahan
beda kasta dan pemberontakan terhadap sistem kasta yang berlaku. Kisah cinta
yang diangkat dalam novel ini, menurut saya terlampau rumit, amat tersekat
dengan adat kesopanan strata yang berlaku.
Disini
pun terlihat jelas ketidaksesuaian pemikiran penulis tentang sistem yang
berlaku mengenai sabar, ikhlas dan berserah diri.
Satu
hal yang menarik untuk dikutip dalam novel ini adalah
“Sekali pun bapakku cuma Kopral, aku akan tunjukkan bahwa manusia tidak
bisa dilihat dari pangkat. Juga bukan dari pakaian mentereng dan mobil yang
mengantarnya pulang pergi. Bukan! Manusia harus dinilai dari sini, kepala kita
dan harga diri kita!”
(hal.182)
Diulas oleh Dwi Isti Anggraini