Nah kali ini mencoba jajanan yang ada di kota Bandung yang katanya mempuyai kenikmatan tersendiri. Berawal dari Stasiun Gambir menggunakan KA Argo Parahyangan alias "Gopar" tujuan akhir Bandung dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Bila dibandingkan memakai mobil travel atau bus hanya memakan waktu 2 jam *dengan catatan di tol gak macet.
[ Stasiun Bandung ]
Setibanya di Stasiun Bandung rencana akan ke Jl. Bragra dan sekitarnya, namun kita bertiga bingung mo kearah mana untuk mencapai lokasi. Memang benar pepatah bilang "malu bertanya sesat di jalan", nah dari kata-kata itu kita bertanya-tanya setiap kesasar dan akhirnya setelah berjalan sekitar 3 KM (nyari angkot susah) sampailah di Jl. Braga, menikmati suasana malam yang penuh dengan aktivitas sekitar. Setelah itu lanjut ke Tugu 0 KM Bandung, anehnya orang-orang sekitar belum banyak yang tau tugu itu ada dimana. Berputar-putar menyusuri jalanan dari Braga sampai Masjid Agung gak ketemu juga, dengan tampang pasrah dan waktu juga sudah larut niatnya mau bermalam di Masjid Agung, tapi kata temen gak boleh tidur disitu.
Tidak lama kemudian ada dua temen lagi menyusul kita yang sudah pasrah dan memberikan ide untuk menginap di dekat kostnya, perjalanan panjang di mulai lagi sekitar 3 KM sampai di sebuah taman apa itu aku lupa ada angkot lewat di stop oleh salah satu dari kita, negosiasi panjang dilakukan dan akhirnya sukses yang bukan semestinya trayek untuk tempat dituju tapi bisa dituju berkatorang dalam, hahaha.
Sesampai di Dago Atas mampir dulu di tempat makan yang letaknya didepan gang lanjut berjalan di gang kecil jaraknya lumayan bikin lapar lagi. Sebernarnya yang dituju bukan penginapan melainkan kost, 1 kamar ukurannya cukup luas dengan 2 bed dan kamar mandi dalam tanpa AC dan TV, ya gak perlu juga itu karena cuma buat tidur dan suhu di Dago Atas sudah dingin. Awalnya mau menginap disitu gak bisa tapi dengan jurus jitunyaorang dalam berhasil lagi untuk sewa 1 kamar cuma Rp. 75,000,- untuk bertiga.
Menginjak hari kedua di Bandung mulai menyiapkan perut untuk menampung makanan selama seharian. Sebelum berkelana ada Lima temen lagi yang mau gabung dan meeting point di depan Gedung Sate Bandung.
Setelah semua lengkap destinasi pertama ke Nasi Bancakan yang terletak di Jl. Trunojoyo No. 62 Bandung, dari Gedung Sate cukup jalan kaki gak terlalu jauh lokasinya, itung-itung olah raga pagi sama ngosongin perut.
Suasana di dalamnya serasa kembali ke jaman dulu, interior dibuat seperti rumah-rumah Sunda, pramusajinya memakai pakaian Sunda, begitu pula untuk menyajikannya seperti "piring seng" dan "cangkir seng" *kata orang jawa. Menu yang di hidangkan bermacam-macam dari sayur sampai dengan lauk pauknya mau seberapa terserah karena ambil sendiri kecuali nasinya.
Destinasi kedua langsung ke Lembang karena kalau kesiangan takut macet seperti halnya di Puncak Bogor. Perjalanan dari Jl. Trunojoyo menggunakan angkot kearah Ledeng kemudian ganti L300 arah Lembang.
Tujuannya adalah Floating Market Lembang, dengan tiket masuk Rp. 10,000,- itupun tiketnya bisa ditukarkan dengan softdrink.
Di dalam Floating Market terdapat berbagai jajanan dan wahana bermain seperti perahu, flying fox, permainan desa, rumah kelinci. Untuk bertransaksi harus menggunakan koin yang yang disediakan di counter counter penukaran koin.
Puas di Floating Market Lembang kembali turun menuju Suropati. Sebelum sampai Dago Kami mampir sejenak di Taman Ice Cream, lokasinya dipinggir jalan raya persis namun tidak terlihat seperti tempat makan kalau dilihat dari jalan. Hanya berbentuk rumah tradisional dengan taman yang luas.
Untuk Ice Creamnya banyak varian rasa seperti Strawberry, Almond, Durian, Coklat dan lain-lain. Dalam satu cup bisa dinikmati satu rasa ataupun di mix (dua rasa) tergantung selera kita. Bagi yang gak doyan Ice Cream ada menu hangat lainnya juga.
Selanjutnya kami menuju "Resep Moyang" yang terletak di Jl. Pahlawan, Suropati. Dari lembang ganti-ganti angkot tiga kali dan di tambah jalan kaki kurang lebih 300 meter, itung-itung ngosongin perut lah biar muat lagi.
Menu utama disini adalah Pizza Remo, kata "Remo" berasal dari Resep Moyang dan cara masaknya berbeda dengan pizza-pizza lainnya yang memasaknya di oven, kalau Pizza Remo cara memasaknya dengan cara di panggang mengunakan tungku yang membuat rasanya semakin gurih dan khas banget. Selain pizza banyak menu makanan berat lainnya ataupun minuman yang bisa mengenyangkan perut.
Hari sudah mau malam mengingat sudah booking travel takut ketinggalan maka kami beranjak pulang ke masing-masing tujuan. Di tengah perjalanan Kami mampir di Yoghurt Cisangkuy yang letaknya tidak jauh dari Gedung Sate. Varian rasanya pun juga banyak dan tidak hanya yoghurt saja yang disajikan, ada cemilan-cemilan juga untuk menemani yoghurt.
[ Museum Konperensi Asia Afrika ]
[ Jl. Braga ]
Tidak lama kemudian ada dua temen lagi menyusul kita yang sudah pasrah dan memberikan ide untuk menginap di dekat kostnya, perjalanan panjang di mulai lagi sekitar 3 KM sampai di sebuah taman apa itu aku lupa ada angkot lewat di stop oleh salah satu dari kita, negosiasi panjang dilakukan dan akhirnya sukses yang bukan semestinya trayek untuk tempat dituju tapi bisa dituju berkat
Sesampai di Dago Atas mampir dulu di tempat makan yang letaknya didepan gang lanjut berjalan di gang kecil jaraknya lumayan bikin lapar lagi. Sebernarnya yang dituju bukan penginapan melainkan kost, 1 kamar ukurannya cukup luas dengan 2 bed dan kamar mandi dalam tanpa AC dan TV, ya gak perlu juga itu karena cuma buat tidur dan suhu di Dago Atas sudah dingin. Awalnya mau menginap disitu gak bisa tapi dengan jurus jitunya
[ Kost Dago Atas ]
Menginjak hari kedua di Bandung mulai menyiapkan perut untuk menampung makanan selama seharian. Sebelum berkelana ada Lima temen lagi yang mau gabung dan meeting point di depan Gedung Sate Bandung.
[ Gedung Sate ] |
Setelah semua lengkap destinasi pertama ke Nasi Bancakan yang terletak di Jl. Trunojoyo No. 62 Bandung, dari Gedung Sate cukup jalan kaki gak terlalu jauh lokasinya, itung-itung olah raga pagi sama ngosongin perut.
[ Nasi Bancakan ] |
Suasana di dalamnya serasa kembali ke jaman dulu, interior dibuat seperti rumah-rumah Sunda, pramusajinya memakai pakaian Sunda, begitu pula untuk menyajikannya seperti "piring seng" dan "cangkir seng" *kata orang jawa. Menu yang di hidangkan bermacam-macam dari sayur sampai dengan lauk pauknya mau seberapa terserah karena ambil sendiri kecuali nasinya.
Destinasi kedua langsung ke Lembang karena kalau kesiangan takut macet seperti halnya di Puncak Bogor. Perjalanan dari Jl. Trunojoyo menggunakan angkot kearah Ledeng kemudian ganti L300 arah Lembang.
Tujuannya adalah Floating Market Lembang, dengan tiket masuk Rp. 10,000,- itupun tiketnya bisa ditukarkan dengan softdrink.
Di dalam Floating Market terdapat berbagai jajanan dan wahana bermain seperti perahu, flying fox, permainan desa, rumah kelinci. Untuk bertransaksi harus menggunakan koin yang yang disediakan di counter counter penukaran koin.
[ Floating Market lembang ] |
Puas di Floating Market Lembang kembali turun menuju Suropati. Sebelum sampai Dago Kami mampir sejenak di Taman Ice Cream, lokasinya dipinggir jalan raya persis namun tidak terlihat seperti tempat makan kalau dilihat dari jalan. Hanya berbentuk rumah tradisional dengan taman yang luas.
[ Taman Ice Cream ] |
Untuk Ice Creamnya banyak varian rasa seperti Strawberry, Almond, Durian, Coklat dan lain-lain. Dalam satu cup bisa dinikmati satu rasa ataupun di mix (dua rasa) tergantung selera kita. Bagi yang gak doyan Ice Cream ada menu hangat lainnya juga.
[ Durian + Strawberry ] |
Selanjutnya kami menuju "Resep Moyang" yang terletak di Jl. Pahlawan, Suropati. Dari lembang ganti-ganti angkot tiga kali dan di tambah jalan kaki kurang lebih 300 meter, itung-itung ngosongin perut lah biar muat lagi.
[ Resep Moyang ] |
Menu utama disini adalah Pizza Remo, kata "Remo" berasal dari Resep Moyang dan cara masaknya berbeda dengan pizza-pizza lainnya yang memasaknya di oven, kalau Pizza Remo cara memasaknya dengan cara di panggang mengunakan tungku yang membuat rasanya semakin gurih dan khas banget. Selain pizza banyak menu makanan berat lainnya ataupun minuman yang bisa mengenyangkan perut.
[ Pizza Remo ] |
[ Black Jazz ] |
Hari sudah mau malam mengingat sudah booking travel takut ketinggalan maka kami beranjak pulang ke masing-masing tujuan. Di tengah perjalanan Kami mampir di Yoghurt Cisangkuy yang letaknya tidak jauh dari Gedung Sate. Varian rasanya pun juga banyak dan tidak hanya yoghurt saja yang disajikan, ada cemilan-cemilan juga untuk menemani yoghurt.
[ Yoghurt Lecy ] |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar